
Sonya tercengang melihat tumpukan sampah botol plastik bekas minyak pelumas berserakan di pantai Kehutanan Biak, dekat rumahnya. Ketika air laut pasang, pantai itu terlihat sangat indah. Namun pemandangan berbeda, ketika air laut surut. Justru yang terlihat adalah pemandangan pantai yang dipenuhi berbagai jenis sampah, dari botol bekas minyak pelumas, botol, bahan aluminium hingga besi bertebaran di sepanjang pantai itu.
“ Dulu tidak seperti ini, pantainya bersih dan tidak ada sampah kalau air laut surut, ,” ucap Sonya.
Ketika pulang sekolah, kami bermain bebas di pantai ini. Sekarang harus hati-hati, karena banyak beling, bahan aluminium, besi dan sisa pembuangan warga lainnya, yang bisa menyebabkan cedera serius.
Sonya berharap ada kesadaran bersama dari seluruh warga di sekitar pantai. Diperlukan kebiasakan diri untuk belajar membuang sampah pada tempat yang tepat. Karena laut itu bukan tempat sampah. Laut itu teras rumah kita, tempat ikan-ikan bermain, yang mana kita sebagai manusia juga mengkonsumsi ikan itu.
Pemerintah Kabupaten Biak Numfor-pun diminta meningkatkan perannya. Instansi teknis harus menggalakan sosialisasi dan menyiapkan bak sampah di setiap kelurahan dan kampung. Agar ke depannya, pantai di biak dapat kembali memancarkan pesonanya sebagai pantai yang indah dan tempat yang nyaman bagi kehidupan biota laut dan manusia yang menghuni pulau Biak.(Hutan Papua. Id)