Kota Jayapura,(KPN)— Dalam suasana penuh semangat dan tekad, PDI Perjuangan Provinsi Papua menggelar Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) pada Sabtu (26/4) di salah satu hotel di kawasan Padang Bulan, Distrik Heram, Kota Jayapura. Acara ini dihadiri oleh seluruh ketua DPD dari enam provinsi di Tanah Papua: Papua Induk, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

RAKORDA tersebut menjadi panggung penting bagi calon Gubernur Papua, Benhur Tommy Mano (BTM),Dalam pidatonya yang berapi-api, BTM menyerukan kebangkitan PDI Perjuangan pasca Pilkada sebelumnya yang menyisakan luka.

“Kita GAGAL. Tapi kita tidak hancur. Mahkamah Konstitusi memerintahkan Pemungutan Suara Ulang (PSU). Ini bukan kekalahan, ini adalah kesempatan kedua dari Tuhan dan rakyat,” tegasnya.

BTM mengajak seluruh kader PDI Perjuangan, dari tingkat DPC, PAC, hingga anak ranting, untuk menjadikan RAKORDA ini sebagai kawah candradimuka yang menggodok semangat, strategi, dan militansi menuju PSU yang akan datang. Ia menekankan bahwa kemenangan tidak datang dari retorika, tapi dari konsolidasi, kerja nyata, dan loyalitas ideologis.

Dengan mengusung tema “Satyam Eva Jayate—Kebenaran Pasti Menang”, RAKORDA menjadi wadah pemersatu kekuatan politik se-Tanah Papua. Hadir dalam kegiatan ini antara lain Komarudin Watubun (Plt. Ketua DPD PDI Perjuangan Papua sekaligus Ketua Bidang Kehormatan DPP) dan Surya Ibrahim Basri Syafaat (Sekretaris DPD).

“Papua tidak butuh pemimpin yang datang dengan pamflet. Papua butuh pemimpin yang menginjak tanah berlumpur, mendengar jerit rakyat, dan membawa solusi. Dan saya percaya, kader PDI Perjuangan adalah jawabannya,” ujar BTM, penuh keyakinan.

Ia juga menginstruksikan agar seluruh hasil RAKORDA segera ditindaklanjuti dalam rapat kerja di tiap tingkatan, memastikan garis perjuangan tetap tegak lurus dari pusat hingga ke kampung-kampung.

Dengan api perjuangan yang kembali menyala, PDI Perjuangan Papua di bawah kepemimpinan Benhur Tommy Mano siap menjemput kemenangan terhormat dalam PSU mendatang—demi rakyat, demi tanah Papua.(Selfina)