
Jayapura (KPN)- Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Muda TNI M. Syaugi mengatakan, Provinsi Papua butuh helicopter untuk memberikan pertolongan dan evakuasi kepada para korban. Mengapa, karena medan di Papua cukup sulit untuk ditempuh dengan kendaraan lain.
“Tugas utama Basarnas sesuai UU 29 tahun 2014 yaitu mencari, menolong, mengevakuasi, dan menyelamatkan korban jiwa. Khusus di Papua belum ada helicopter, itu akan kami usahakan sehingga pertolongan kepada korban dapat ditindaklanjuti dengan cepat,” kata kepada wartawan usai mengunjungi Kantor SAR Jayapura, Selasa (28/8/2018).
Dikatakan, kini pihaknya memiliki Sembilan helicopter namun ke Sembilan helicopter tersebut tersebar di beberapa provinsi.
“Kami masih memprioritaskan daerah yang sering mengalami bencana, karena hampir setiap hari kami menerima laporan kejadian. Contohnya di kejadian di Lombok, ada dua helicopter yang kami tempatkan di daerah tersebut guna melakukan pelayanan secara maksimal,” ujarnya.
Selain helicopter, Syaugi mengatakan pihaknya juga memiliki kapal selam, kapal laut dan beberapa kendaraan yang khusus untuk mengangani korban bencana alam.
“Disini memang belum ada peralatan yang memadai namun sesuai dengan UU nomor 29 tahun 2014, Basarnas berhak untuk menggunakan sumber daya yang ada di sini (Papua). Jadi kami bisa meminta bantuan kepada pihak TNI/Polri yang memiliki peralatan memadai untuk membantu melakukan evakuasi terhadap korban,” katanya.
Syaugi menambahkan, pihaknya tahun ini akan membeli dua helicopter untuk menunjang kinerja Basarnas kedepan, namun dirinya belum bisa memastikan kedua helicopter tersebut akan ditempatkan di daerah mana.
Selain itu, respon kejadian pihak Basarnas harus merespon tidak lebih dari 30 menit. Dirinya mencontohkan apabila ada info kejadian jatuhnya pesawat di wilayah pedalaman Papua pada pukul 14.00 WIT, maka pihak Basarnas harus sudah bergerak sebelum pukul 14.30 WIT. “Itu sudah ketentuan dan menjadi kewajiban dari pihaknya,” ujarnya.(Sonya)