
Jayapura, (KPN) -Ondoafi Suku Jouwe ,Nicolas Alvi Jouwe,mengatakan lewat sarasehan yang berlangsung selama. Dua hari yaitu 25-26 Oktober 2022,di kampung Tahima Soroma (kayo pulau) distrik Jayapura selatan, kota Jayapura, bisa menghasilkan rekomendasi bagi masyarakat adat .
Dikatanya kegiatan yang berlangsung selama dua hari, banyak isu-isu penting yang dibahas, dan partisipasi pesertanya luar biasa.
Rekomendasi dari sarasehan salama dua hari di kampung Tahima Soroma akan diplenokan pada Kongres yang berlangsung di Sentani Kabupaten Jayapura.
Mudah-mudahan disitu apa yang menjadi kerinduan dan menjadi ketidak puasan peserta pada hari kedua melaksanakan sarasehan dapat terjawab lewat Kongres.
“Kedepan dari konggres ini dapat menghasilkan sesuatu yang bisa menjaga merawat dan bisa melindungi eksistensi masyarakat adat, Yang kita harus tau bahwa masyarakat adat khususnya di kota Jayapura .Masyarakat adat ini hampir tersingkirkan Tidak keliatan eksistensinya.,”ungkap Ondo.
” Kongres ini bisa menghasil rusukan-rusukan yang bisa menjadi rekomendasi atau rujukan kepada pemerintah , sehingga masyarakat adat tetap terawat eksistensi nya, ” harap Ondoafi .

“Setiap nafas kehidupan seluruh anak-anak adat bangsa Indonesia. Karena ini adalah adat dan jati diri yang kita jaga dan rawat klau ini tidak ada,Saya tidak bayangkan generasi kita berikutnya akan tumbuh didalam sebuah kehidupan yang kehilangan jati diri, ” kata Ondoafi
Lanjut dia,sebagi anak-anak adat. tugas saya dan kita sekalian sebagai anak-anak negeri tanah tabi negeri matahari terbit, khusus yang ada di kampung kayo pulau menjaga, merawat dan melindungi masyarakatnya tetap harus eksis.dengan melakuk kegiatan-kegiatan seperti Kongres dan arasehan.
“Dirinya menyampaikan ucapan terimakasih kepada panitia nasional yang memberi kepercayaan kepada kami, Kampung Tahima soroma untuk di partisipasi menyelengarakan acara saresahan ini,” Ungkap Ondoafi Nicolas Alvi Jouwe.
Ditambahkanya kegiatan sarasehan yang di ikuti kurang lebih 208 peserta dari seluruh pelosok nusantara, saling tukar informasi, berinteraks, menceritakan apa yang terjadi ,apa yang Dilakukan untuk tetap menjaga eksistensi dari pada masyarakat adat didaerah Masing-masing terlebih dari itu membangun hubungan persaudaraan sesama anak adat, ” tutup Ondoafi. (Sonya)